Andai
To the point lah, timnas Indonesia
lagi-lagi kalah. Setelah beberapa hari yang lalu kalah tiga gol tanpa
balas lawan Iran, kali ini (6-9-11) kalah lagi lawan Bahrain dalam
lanjutan pertandingan pra-piala dunia 2014 Brazil dengan skor 0-2 untuk
Bahrain. Banyak yang menyalahkan taktik dan strategi dari pelatih.
Banyak juga yang menyalahkan kondisi kebugaran pemain. Sebenarnya apa
yang salah dari timnas kita? apa ini imbas atau kualat atau malah kutukan dari kebobrokan pengurus PSSI yang terdahulu? saya juga tidak tahu menahu karena saya bukan cenayang yang bisa menerawang hal-hal “halus” yang terjadi disana.Sebagai penggila bola atau gibol, saya hanya bisa berandai-andai jikalau saya menjadi pelatih timnas. Nah, mari kita menuju ke papan strategi yang biasa di pakai pelatih-pelatih pro untuk menjelaskan formasi dan taktik kepada para pemain.
(ini hanya sebagian kecil dari buah pemikiran saya mengenai teknik dan taktik timnas Indonesia di lapangan. Sekali lagi, saya hanya berandai-andai apabila saya menjadi seorang pelatih timnas Indonesia)Formasi starting line-up :
Formasi : 4 - 5 - 1 / 4 - 2 -3 -1Posisi penjaga gawang tetap pada Markus Horison meski terkadang sering blunder, namun kemampuan bola atas dan antisipasinya bisa diacungi jempol. Untuk bek tengah ada Hamka Hamzah dan Ricardo Salampesy, seperti yang kita ketahui mereka berdua bermain dalam klub yang sama yaitu Persipura Jayapura sehingga hal ini menjadikan keduanya padu dalam menjaga pertahanan Indonesia. Bek kanan dan kiri ada zulkifli dan nasuha. Keduanya merupakan full back yang cukup disiplin membantu serangan dan sigap dalam bertahan.
Sektor gelandang tengah diisi oleh metronom timnas yaitu Bustomi dan Firman Utina. Keduanya menjadi sentral permainan timnas. Sebagai gelandang tengah, mereka mengatur tempo permainan, membagi bola dan mendistribusikan bola dari belakang ke depan.
Untuk gelandang serang, saya(sebagai pelatih) mempercayakan kepada M. Ridwan (kiri), Irfan Bachdim (tengah) dan Boaz Salosa (kanan). ketiga pemain ini saya nilai sebagai gelandang serang terbaik yang dimiliki timnas saat ini. M.Ridwan yang tidak kenal lelah bisa menusuk dari sektor kiri. Irfan bachdim dengan visi bermainnya bisa membuka ruang, kemampuan off the ball nya tidak diragukan lagi. Boaz salosa dengan nalurinya bisa mengobrak-abrik pertahanan lawan dengan dribble dan speed yang dia miliki. Tidak hanya itu, dia juga bisa menjadi momok bagi kiper ketika berhadapan satu lawan satu. Dia adalah salah satu aset paling berharga timnas saya rasa. Sedangkan untuk penyerang, jelas Cristian Gonzales yang saya pasang. Kemampuan El loco sebagai predator di kotak pinalti lawan memang tidak diragukan lagi. Bola atas maupun bola bawah bisa berbuah menjadi gol dengan naluri predatornya. Cukup dengan support bola “hangat” dari para gelandang maka dia akan mengorvesinya menjadi gol.
Di bangku cadangan masih ada nama-nama besar yang tidak kalah mumpuni.
Disana ada Bambang Pamungkas yang notabene striker papan atas negeri ini. Koleksi 36 golnya untuk timnas garuda mentasbihkannya sebagai salah satu striker mumpuni negeri ini. Kemampuan tendangan bebas dan duel udaranya tidak usah diragukan lagi. Ada nama lain seperti Okto Maniani dan Titus Bonai. Talenta muda mutiara hitam papua ini merupakan hot prospect di masa datang, beri kesempatan - biarkan mereka berkembang, maka negeri ini akan memiliki pemain berkelas suatu saat nanti. Ada juga talenta muda yang sudah go international, Syamsir alam. pemuda 19 tahun ini dikontrak oleh klub Uruguay, Penarol.
Jangan lupakan Arif Suyono dan M. Ilham. Kedua gelandang lincah dan berdeterminasi tinggi ini layak untuk masuk squad merah putih. Istilah super-sub pantas disandang oleh keduanya karena penampilan impresif mereka saat menjadi pemain pengganti. Tak jarang mereka dapat mencetak gol penting di babak kedua. Untuk sektor bek ada Benny wahyudi dan M. Robi yang kapabilitasnya jangan dianggap remeh. Serta Ferry Rotinsulu yang menjadi back-up Markus dalam menjaga gawang timnas Indonesia.
Saya juga tertarik untuk memasukkan satu lagi nama dalam “timnas saya”. Meski hanya seseorang yang “fiktif” namun talenta muda ini layak masuk timnas garuda. Bakat, tekad dan semangat pantang menyerahnya sangat menginspirasi banyak orang. Meski rintangan menghadang dia tetap berusaha keras demi mimpinya menjadi pemain sepak bola. Dia adalah Wahyu, tokoh utama di film “Tendangan dari Langit”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar