Ketika Nabi SAW
dan Abu Bakar berhijrah ke Madinah, dua orang bersahabat ini bersembunyi di Gua
Tsur selama tiga hari untuk menghindari pengejaran kaum Quraisy. Dalam tiga
hari tersebut, Amir menggembalakan kambing seperti biasanya bersama penggembala
lain, tetapi ketika pulang, ia berlambat-lambat hingga gelap malam, dan membawa
kambing-kambing tersebut ke Gua Tsur, sehingga Nabi SAW dan Abu Bakar dapat
meminum susunya. Pada pagi harinya ia telah berada di padang gembalaan bersama dengan penggembala
lainnya, sehingga orang-orang kafir Quraisy sama sekali tidak curiga atas apa
yang dilakukannya.
Sebagai seorang Hafidz Qur'an, ia
dipilih Nabi SAW menjadi salah satu dari 70 sahabat yang dikirim kepada Bani
Amir di Najd untuk mendakwahi mereka. Tetapi kelompok dakwah sahabat ini
dikhianati dan mengalami tragedi
pembantaian di Bi'r Ma'unah. Ketika tombak telah menembus tubuhnya, dalam
keadaan sakit yang tidak terkira, Amir bin Fuhairah berkata, "Demi Allah,
aku telah berjaya…"
Setelah
itu tubuhnya terkulai roboh, tetapi tiba-tiba jenazahnya terangkat ke langit.
Kejadian ini disaksikan langsung oleh pembunuhnya, Jabbar bin Salma, dan selalu
terngiang-ngiang ucapan Amir bin Fuhairah dan peristiwa ajaib tersebut. Di kemudian
hari ia memperoleh penjelasan bahwa “kejayaan” dimaksud adalah surga. Jabbarpun
akhirnya memeluk Islam karena peristiwa ini. Sungguh suatu tambahan kemuliaan
bagi Amir, karena kesyahidannya membawa hidayah bagi orang lain.
Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa sahabat yang
ditombak oleh Jabbar tersebut adalah Haram bin Milhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar